Apa Itu Wahabi dan Salafi?

Wahabi dan Salafi adalah dua aliran dalam Islam yang seringkali menjadi perdebatan di kalangan umat Muslim. Kedua aliran ini memiliki sejarah dan pandangan yang berbeda, meskipun memiliki kesamaan dalam beberapa aspek. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai apa itu Wahabi dan Salafi serta perbedaan antara keduanya.

Wahabi

Wahabi adalah aliran dalam Islam yang berasal dari Arab Saudi, yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab pada abad ke-18. Aliran ini mengikuti ajaran yang dikenal sebagai Wahabisme, yang menekankan pada interpretasi Islam yang sangat konservatif dan literal. Wahabi meyakini bahwa hanya ajaran langsung dari Al-Qur’an dan Hadis yang dapat diterima, dan menolak segala bentuk interpretasi atau tradisi Islam yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran tersebut.

Wahabi juga dikenal karena penekanan mereka terhadap tawheed (monoteisme) yang ketat, di mana mereka menolak segala bentuk penghormatan atau penyembahan terhadap selain Allah. Mereka juga menentang praktik-praktik keagamaan yang dianggap bid’ah (inovasi) dan menganggapnya sebagai penyimpangan dari ajaran Islam yang asli.

Salafi, di sisi lain, adalah gerakan pembaruan dalam Islam yang berusaha untuk kembali ke ajaran Islam yang murni dan asli, seperti yang diamalkan oleh generasi awal umat Islam. Salafi percaya bahwa pemahaman dan praktik Islam yang benar hanya dapat ditemukan dalam al-Qur’an, Hadis, dan perilaku generasi awal umat Islam (salafusshalih).

Perbedaan Antara Wahabi dan Salafi

Meskipun Wahabi dan Salafi memiliki kesamaan dalam penekanan pada ajaran Islam yang konservatif dan literal, ada beberapa perbedaan utama antara keduanya:

1. Sumber Ajaran: Wahabi meyakini bahwa ajaran Islam yang benar hanya dapat ditemukan dalam Al-Qur’an dan Hadis, sedangkan Salafi juga memperhitungkan pemahaman generasi awal umat Islam.

2. Pendekatan terhadap Bid’ah: Wahabi cenderung menganggap semua bentuk bid’ah sebagai penyimpangan dari ajaran Islam yang asli, sedangkan Salafi lebih fleksibel dalam memandang bid’ah dan mempertimbangkan konteks dan niat di balik praktik-praktik baru dalam agama.

3. Pandangan terhadap Islam Lain: Wahabi memiliki pandangan yang lebih eksklusif terhadap umat Islam lain dan seringkali menolak mengakui mereka sebagai anggota umat Islam. Salafi, di sisi lain, cenderung lebih inklusif dan menerima variasi interpretasi dalam Islam.

4. Penekanan pada Tawheed: Wahabi memiliki penekanan yang sangat kuat terhadap tawheed, di mana mereka menolak segala bentuk penghormatan atau penyembahan terhadap selain Allah. Salafi juga menekankan tawheed, tetapi dengan pendekatan yang lebih seimbang dan memperhatikan konteksnya.

5. Keterlibatan Politik: Wahabi terkait erat dengan kerajaan Saudi Arabia dan memiliki pengaruh politik yang kuat. Salafi cenderung lebih independen dan tidak terikat dengan pemerintahan atau negara tertentu.

Kesimpulan

Secara singkat, Wahabi dan Salafi adalah dua aliran dalam Islam yang memiliki pandangan yang konservatif dan literal terhadap ajaran Islam. Wahabi menekankan pada interpretasi yang ketat dan penolakan terhadap praktik-praktik bid’ah, sedangkan Salafi mencari pemahaman Islam yang murni melalui al-Qur’an, Hadis, dan perilaku generasi awal umat Islam. Meskipun ada perbedaan antara keduanya, penting untuk menghormati variasi dalam agama Islam dan menghindari konflik yang tidak perlu.