Saat belajar bahasa Indonesia, salah satu aspek penting yang perlu dipahami adalah bentukan kalimat pasif. Kalimat pasif merupakan salah satu struktur kalimat yang sering digunakan dalam tulisan formal, seperti artikel, laporan, dan berita. Dalam artikel ini, kita akan mengenal dan memahami lebih lanjut mengenai bentukan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia.
Daftar Isi
Apa itu Kalimat Pasif?
Kalimat pasif adalah sebuah kalimat yang subjeknya tidak melakukan aksi, melainkan menerima aksi dari kata kerja. Dalam kalimat pasif, objek dari kata kerja menjadi subjek kalimat, sedangkan subjek kalimat menjadi pelengkap kalimat atau tidak disebutkan sama sekali. Hal ini berbeda dengan kalimat aktif, di mana subjek kalimat melakukan aksi terhadap objek.
Misalnya, dalam kalimat aktif “Ani memasak nasi”, subjek kalimatnya adalah “Ani” yang melakukan aksi “memasak” terhadap objek “nasi”. Sedangkan dalam kalimat pasif, kalimat tersebut dapat diubah menjadi “Nasi dimasak oleh Ani”, di mana objek “nasi” menjadi subjek kalimat dan subjek “Ani” menjadi pelengkap kalimat.
Ciri-ciri Kalimat Pasif
Ada beberapa ciri-ciri kalimat pasif yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Kata kerja yang digunakan dalam kalimat pasif biasanya berakhiran “-kan”, “-i”, atau “-an”, misalnya “dibuat”, “dikerjakan”, “dijual”, dan sebagainya.
2. Subjek kalimat pasif biasanya diletakkan setelah kata kerja, sedangkan objek yang menjadi subjek dalam kalimat aktif menjadi pelengkap kalimat atau tidak disebutkan.
3. Kata “oleh” sering digunakan untuk menunjukkan pelaku aksi dalam kalimat pasif, meskipun tidak selalu harus digunakan.
Kelebihan dan Kekurangan Kalimat Pasif
Penggunaan kalimat pasif dalam tulisan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan:
Kelebihan Kalimat Pasif:
1. Menonjolkan objek atau hal yang sedang dibicarakan. Dalam kalimat pasif, objek menjadi subjek kalimat, sehingga lebih menonjolkan objek tersebut.
2. Membuat penulis dapat menghindari menyebutkan pelaku aksi. Dalam beberapa konteks, menyebutkan pelaku aksi tidak diperlukan atau tidak diinginkan.
3. Menciptakan variasi dalam penulisan. Penggunaan kalimat pasif dapat memberikan variasi dalam penulisan dan membuat tulisan terdengar lebih bervariasi.
Kekurangan Kalimat Pasif:
1. Kalimat menjadi terasa lebih rumit dan panjang. Penggunaan kalimat pasif cenderung membuat kalimat terasa lebih rumit dan panjang dibandingkan dengan kalimat aktif.
2. Menyembunyikan pelaku aksi. Dalam beberapa konteks, menyembunyikan pelaku aksi dapat menimbulkan ketidakjelasan atau mengurangi transparansi dalam tulisan.
3. Membingungkan pembaca. Penggunaan kalimat pasif yang berlebihan dapat membingungkan pembaca dalam memahami siapa yang melakukan aksi dalam kalimat.
Cara Membentuk Kalimat Pasif
Berikut adalah langkah-langkah untuk membentuk kalimat pasif:
1. Identifikasi subjek, objek, dan kata kerja dalam kalimat aktif.
2. Pindahkan objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif.
3. Tambahkan kata bantu “di” sebelum kata kerja utama dalam kalimat pasif.
4. Tambahkan kata kerja bantu sesuai dengan konjugasi yang sesuai.
5. Jika diperlukan, tambahkan kata “oleh” diikuti dengan pelaku aksi dalam kalimat pasif.
Contoh Kalimat Pasif
Berikut adalah beberapa contoh kalimat pasif dalam bahasa Indonesia:
1. “Buku itu dibaca oleh Ani.”
2. “Pintu rumah telah dikunci.”
3. “Mobil baru tersebut sedang diperbaiki di bengkel.”
4. “Lagu itu ditulis oleh seorang komposer terkenal.”
5. “Rumah kami telah dijual kepada pembeli yang tertarik.”
Kesimpulan
Bentukan kalimat pasif merupakan salah satu struktur kalimat yang penting dalam bahasa Indonesia. Dalam kalimat pasif, subjek kalimat tidak melakukan aksi melainkan menerima aksi dari kata kerja. Penggunaan kalimat pasif memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, sehingga perlu dipahami dengan baik. Dengan memahami cara membentuk kalimat pasif dan mengenali ciri-cirinya, kita dapat menggunakannya dengan tepat dalam tulisan kita. Selamat mencoba!