Contoh Soal Biaya Overhead Pabrik

Pengertian Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan salah satu komponen biaya produksi yang tidak dapat langsung diatribusikan ke suatu produk atau pekerjaan secara spesifik. Biaya ini terdiri dari berbagai elemen yang diperlukan untuk menjalankan operasional pabrik, seperti biaya listrik, biaya bahan bakar, biaya perawatan mesin, dan biaya gaji karyawan pabrik yang tidak terkait langsung dengan produksi.

Biaya overhead pabrik memiliki peran yang penting dalam penghitungan biaya produksi suatu perusahaan. Pengelolaan biaya overhead pabrik yang efektif dan efisien akan berdampak positif terhadap keberlanjutan operasional pabrik dan keuntungan perusahaan.

Sebagai contoh, biaya listrik merupakan salah satu komponen biaya overhead pabrik yang signifikan. Pabrik membutuhkan listrik untuk mengoperasikan mesin-mesin produksi, penerangan, dan sistem pendingin. Biaya listrik tidak dapat langsung diatribusikan ke produk-produk tertentu karena setiap produk membutuhkan konsumsi listrik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, biaya listrik termasuk dalam kategori biaya overhead pabrik.

Tujuan Penghitungan Biaya Overhead Pabrik

Penghitungan biaya overhead pabrik bertujuan untuk mengalokasikan biaya-biaya tersebut secara wajar dan proporsional ke dalam setiap produk yang dihasilkan. Hal ini penting agar perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif dan memperoleh laba yang diinginkan. Dalam penghitungan biaya overhead pabrik, perusahaan harus memperhatikan metode alokasi yang digunakan agar tidak terjadi distorsi biaya atau ketidakadilan alokasi biaya.

1. Menentukan Tarif Biaya Overhead Pabrik

Pertama-tama, perusahaan perlu menentukan tarif biaya overhead pabrik. Tarif ini merupakan jumlah biaya overhead pabrik yang akan diatribusikan per jam kerja langsung. Pemilihan tarif yang tepat sangat penting agar alokasi biaya overhead pabrik dapat dilakukan dengan akurat. Tarif biaya overhead pabrik dapat dihitung dengan membagi total biaya overhead pabrik dengan total jam kerja langsung yang tersedia.

2. Memilih Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik

Setelah tarif biaya overhead pabrik ditentukan, langkah berikutnya adalah memilih metode alokasi biaya overhead pabrik yang sesuai dengan karakteristik perusahaan. Beberapa metode alokasi yang umum digunakan antara lain metode berbasis jam kerja langsung, jam mesin, atau jumlah pekerjaan langsung. Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor tertentu sebelum memilih metode yang akan digunakan.

3. Menghitung Biaya Overhead Pabrik per Unit

Setelah tarif dan metode alokasi biaya overhead pabrik ditentukan, langkah selanjutnya adalah menghitung biaya overhead pabrik yang akan diatribusikan ke setiap unit produk. Biaya overhead pabrik per unit dapat dihitung dengan mengalikan tarif biaya overhead pabrik dengan jumlah jam kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk.

4. Menghitung Total Biaya Produksi per Unit

Setelah biaya overhead pabrik per unit dihitung, langkah terakhir dalam penghitungan biaya produksi adalah menghitung total biaya produksi per unit. Total biaya produksi per unit merupakan jumlah dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik per unit.

Dengan melakukan penghitungan biaya overhead pabrik secara sistematis dan akurat, perusahaan dapat memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan strategis dalam pengelolaan biaya produksi dan penetapan harga jual produk.

Contoh Soal Biaya Overhead Pabrik

Berikut ini adalah contoh soal mengenai biaya overhead pabrik:

Soal 1

PT Maju Jaya adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi dua jenis produk, yaitu A dan B. Perusahaan memiliki biaya overhead pabrik sebesar Rp500.000.000. Total jam kerja seluruh karyawan pabrik dalam satu tahun adalah 10.000 jam. Perusahaan menggunakan metode alokasi biaya overhead berdasarkan jam kerja langsung. Produk A membutuhkan 4 jam kerja langsung per unit, sedangkan produk B membutuhkan 6 jam kerja langsung per unit. Berapakah biaya overhead pabrik yang diatribusikan ke setiap unit produk A dan B?

Pemecahan Soal:

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung tarif biaya overhead pabrik per jam kerja langsung. Tarif ini diperoleh dengan membagi total biaya overhead pabrik dengan total jam kerja langsung, yaitu:

Tarif Biaya Overhead Pabrik = Total Biaya Overhead Pabrik / Total Jam Kerja Langsung

Tarif Biaya Overhead Pabrik = Rp500.000.000 / 10.000 jam

Tarif Biaya Overhead Pabrik = Rp50.000/jam

Selanjutnya, biaya overhead pabrik yang diatribusikan ke setiap unit produk A dan B dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Biaya Overhead Pabrik = Tarif Biaya Overhead Pabrik x Jam Kerja Langsung per Unit

Untuk produk A:

Biaya Overhead Pabrik A = Rp50.000/jam x 4 jam = Rp200.000 per unit

Untuk produk B:

Biaya Overhead Pabrik B = Rp50.000/jam x 6 jam = Rp300.000 per unit

Jadi, biaya overhead pabrik yang diatribusikan ke setiap unit produk A adalah Rp200.000 dan ke setiap unit produk B adalah Rp300.000.

Soal 2

PT Sejahtera adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi tiga jenis produk, yaitu X, Y, dan Z. Perusahaan memiliki biaya overhead pabrik sebesar Rp1.000.000.000. Total jam kerja seluruh karyawan pabrik dalam satu tahun adalah 20.000 jam. Perusahaan menggunakan metode alokasi biaya overhead berdasarkan jumlah pekerjaan langsung. Produk X membutuhkan 5 jam kerja langsung per unit, produk Y membutuhkan 3 jam kerja langsung per unit, dan produk Z membutuhkan 4 jam kerja langsung per unit. Berapakah biaya overhead pabrik yang diatribusikan ke setiap unit produk X, Y, dan Z?

Pemecahan Soal:

Langkah pertama adalah menghitung tarif biaya overhead pabrik per jam kerja langsung. Tarif ini diperoleh dengan membagi total biaya overhead pabrik dengan total jam kerja langsung, yaitu:

Tarif Biaya Overhead Pabrik = Total Biaya Overhead Pabrik / Total Jam Kerja Langsung

Tarif Biaya Overhead Pabrik = Rp1.000.000.000 / 20.000 jam

Tarif Biaya Overhead Pabrik = Rp50.000/jam

Selanjutnya, biaya overhead pabrik yang diatribusikan ke setiap unit produk X, Y, dan Z dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Biaya Overhead Pabrik = Tarif Biaya Overhead Pabrik x Jam Kerja Langsung per Unit

Untuk produk X:

Biaya Overhead Pabrik X = Rp50.000/jam x 5 jam = Rp250.000 per unit

Untuk produk Y:</p

Biaya Overhead Pabrik Y = Rp50.000/jam x 3 jam = Rp150.000 per unit

Untuk produk Z:

Biaya Overhead Pabrik Z = Rp50.000/jam x 4 jam = Rp200.000 per unit

Jadi, biaya overhead pabrik yang diatribusikan ke setiap unit produk X adalah Rp250.000, ke setiap unit produk Y adalah Rp150.000, dan ke setiap unit produk Z adalah Rp200.000.

Dalam contoh soal di atas, perusahaan menggunakan metode alokasi biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah pekerjaan langsung. Metode ini cocok digunakan ketika jumlah pekerjaan langsung menjadi indikator yang relevan untuk mengukur penggunaan sumber daya pabrik. Dalam hal ini, setiap produk membutuhkan jumlah pekerjaan langsung yang berbeda, sehingga biaya overhead pabrik per unit juga berbeda.

Penting untuk dicatat bahwa contoh soal di atas hanya merupakan contoh sederhana dalam menghitung biaya overhead pabrik. Dalam praktiknya, perusahaan bisa memiliki lebih banyak jenis produk dengan kompleksitas yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengelolaan biaya overhead pabrik yang efektif dan akurat sangat penting untuk memastikan keberlanjutan operasional perusahaan dan mencapai tingkat keuntungan yang diinginkan.

Kesimpulan

Biaya overhead pabrik merupakan komponen penting dalam penghitungan biaya produksi suatu perusahaan. Biaya ini tidak dapat langsung diatribusikan ke produk atau pekerjaan secara spesifik, namun harus dialokasikan secara wajar dan proporsional. Penghitungan biaya overhead pabrik melibatkan langkah-langkah seperti menentukan tarif biaya overhead pabrik, memilih metode alokasi yang sesuai, menghitung biaya overhead pabrik per unit, dan menghitung total biaya produksi per unit.

Contoh soal biaya overhead pabrik memberikan gambaran tentang bagaimana penghitungan tersebut dilakukan dalam praktiknya. Perusahaan perlu memahami konsep dan metode alokasi biaya overhead pabrik yang sesuai dengan karakteristik operasional mereka agar dapat mengelola biaya produksi dengan efektif dan memastikan keberlanjutan bisnis.

Dengan mengoptimalkan pengelolaan biaya overhead pabrik, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, menentukan harga jual yang kompetitif, dan memperoleh laba yang diinginkan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk terus memantau dan memperbarui metode alokasi yang digunakan serta melakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas penggunaan biaya overhead pabrik.