Porang (Amorphophallus muelleri) adalah salah satu jenis tanaman yang memiliki umbi yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Tanaman ini juga memiliki khasiat medis yang cukup banyak. Dalam budidaya porang, terdapat dua jenis bahan tanam yang digunakan, yaitu bibit porang katak dan umbi. Meski keduanya memiliki fungsi yang sama, namun terdapat beberapa perbedaan di antara keduanya.
Daftar Isi
1. Perbedaan dalam Bentuk dan Ukuran
Bibit porang katak adalah hasil pemisahan dari umbi porang yang telah tumbuh. Biasanya berbentuk bulat atau oval dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan umbi porang. Bibit porang katak memiliki panjang sekitar 2-3 cm dengan diameter sekitar 1-2 cm.
Sementara itu, umbi porang memiliki bentuk yang lebih besar dan lonjong. Umbi ini biasanya memiliki panjang sekitar 10-20 cm dengan diameter sekitar 5-10 cm. Umbi porang ini sudah dapat langsung ditanam di lahan budidaya porang.
2. Perbedaan dalam Cara Pemuliaan
Untuk mendapatkan bibit porang katak, petani harus memisahkan umbi porang yang telah tumbuh. Umbi ini kemudian dipecahkan menjadi beberapa bagian kecil yang kemudian ditanam di polybag atau bedengan khusus. Proses ini disebut dengan pemuliaan vegetatif, karena bibit yang dihasilkan merupakan replika dari umbi porang yang telah ada.
Sedangkan untuk mendapatkan umbi porang, petani perlu menanam bibit porang katak terlebih dahulu. Bibit ini akan tumbuh menjadi tanaman porang yang kemudian akan menghasilkan umbi porang setelah beberapa bulan masa tanam. Proses ini disebut dengan pemuliaan generatif, karena umbi yang dihasilkan merupakan hasil reproduksi seksual antara bunga jantan dan betina pada tanaman porang.
3. Perbedaan dalam Waktu Tanam
Bibit porang katak dapat ditanam setiap saat, tidak tergantung pada musim. Bibit ini dapat langsung ditanam di polybag atau bedengan khusus. Dalam waktu sekitar 2-3 bulan, bibit porang katak akan tumbuh menjadi tanaman porang yang siap dipanen.
Sementara itu, umbi porang harus ditanam pada musim hujan. Umbi ini membutuhkan waktu sekitar 8-10 bulan masa tanam sebelum dapat dipanen. Proses tanam umbi porang membutuhkan perawatan yang lebih intensif dibandingkan dengan bibit porang katak.
4. Perbedaan dalam Produktivitas
Produktivitas bibit porang katak lebih rendah dibandingkan dengan umbi porang. Setiap bibit porang katak hanya akan menghasilkan satu umbi porang setelah beberapa bulan masa tanam. Sedangkan umbi porang dapat menghasilkan beberapa umbi porang baru setiap musim tanamnya.
Meski demikian, bibit porang katak memiliki keunggulan dalam hal pemeliharaan. Bibit ini lebih mudah dikendalikan dan dirawat, sehingga cocok bagi petani yang baru memulai budidaya porang.
5. Perbedaan dalam Harga
Harga bibit porang katak biasanya lebih murah dibandingkan dengan umbi porang. Hal ini dikarenakan bibit porang katak memiliki produktivitas yang lebih rendah dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan umbi porang.
Sementara itu, harga umbi porang cenderung lebih mahal karena umbi ini memiliki produktivitas yang lebih tinggi dan dapat dipanen dalam waktu yang lebih singkat.
6. Kesimpulan
Dalam budidaya porang, petani dapat menggunakan bibit porang katak atau umbi porang sebagai bahan tanam. Bibit porang katak merupakan hasil pemisahan dari umbi porang yang telah tumbuh, sedangkan umbi porang merupakan hasil reproduksi seksual dari tanaman porang. Bibit porang katak lebih mudah dalam pemeliharaan, namun memiliki produktivitas yang lebih rendah dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan umbi porang. Sementara itu, umbi porang memiliki produktivitas yang lebih tinggi dan dapat dipanen dalam waktu yang lebih singkat, namun membutuhkan perawatan yang lebih intensif. Harga bibit porang katak biasanya lebih murah dibandingkan dengan umbi porang. Dengan memahami perbedaan antara bibit porang katak dan umbi porang, petani dapat memilih bahan tanam yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mereka.