Perbedaan Kayu Bengkirai dan Balau

Kayu adalah salah satu bahan bangunan yang paling umum digunakan dalam konstruksi. Ada banyak jenis kayu yang tersedia di pasaran, termasuk kayu bengkirai dan balau. Kedua jenis kayu ini sering digunakan dalam pembuatan dek, pagar, dan furnitur outdoor. Meskipun mereka memiliki kesamaan, mereka juga memiliki perbedaan yang signifikan. Dalam artikel ini, kami akan membahas perbedaan antara kayu bengkirai dan balau.

1. Asal Kayu Bengkirai dan Balau

Kayu bengkirai berasal dari pohon bengkirai (Shorea spp.), yang tumbuh di wilayah Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Kayu tersebut memiliki tekstur yang kasar dan sering digunakan dalam konstruksi eksterior. Sementara itu, kayu balau berasal dari pohon balau (Shorea spp.), yang juga dapat ditemukan di wilayah yang sama. Kayu balau memiliki tekstur yang lebih halus dan sering digunakan dalam pembuatan dek dan furnitur outdoor.

2. Warna dan Penampilan

Perbedaan yang paling mencolok antara kayu bengkirai dan balau terletak pada warna dan penampilannya. Kayu bengkirai memiliki warna kuning kecoklatan yang khas, dengan serat kayu yang jelas terlihat. Warna kayu bengkirai cenderung lebih terang dibandingkan dengan kayu balau. Di sisi lain, kayu balau memiliki warna coklat kekuningan hingga coklat tua yang lebih gelap. Kayu balau juga memiliki serat yang lebih halus dan lebih rata dibandingkan dengan kayu bengkirai.

3. Kekerasan dan Ketahanan Terhadap Cuaca

Kayu bengkirai dan balau keduanya memiliki tingkat kekerasan yang tinggi, menjadikannya pilihan yang baik untuk aplikasi eksterior yang membutuhkan ketahanan yang baik terhadap tekanan dan benturan. Namun, kayu balau cenderung lebih keras daripada kayu bengkirai. Hal ini membuat kayu balau lebih tahan terhadap goresan dan tanda-tanda penggunaan sehari-hari.

Selain itu, kedua jenis kayu ini juga memiliki ketahanan yang baik terhadap cuaca dan serangga. Kayu bengkirai dan balau secara alami tahan terhadap rayap dan serangga lainnya. Namun, kayu balau memiliki tingkat ketahanan yang sedikit lebih tinggi terhadap kelembaban dan perubahan cuaca. Oleh karena itu, kayu balau sering dipilih untuk aplikasi di daerah dengan iklim yang lebih ekstrem.

4. Harga

Harga juga menjadi faktor penting dalam memilih antara kayu bengkirai dan balau. Secara umum, kayu balau cenderung lebih mahal daripada kayu bengkirai. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan kayu balau yang lebih terbatas dan tingginya permintaan akan kayu tersebut. Namun, harga kayu juga dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan pemasok.

5. Keberlanjutan

Dalam era yang semakin peduli terhadap keberlanjutan, penting untuk mempertimbangkan aspek lingkungan dalam memilih kayu. Baik kayu bengkirai maupun balau dapat ditemukan dalam sertifikasi kayu berkelanjutan, seperti sertifikasi FSC (Forest Stewardship Council). Memilih kayu dengan sertifikasi ini membantu memastikan bahwa kayu yang digunakan berasal dari hutan yang dikelola dengan baik dan tanaman yang ditanam kembali.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kayu bengkirai dan balau keduanya merupakan pilihan yang baik untuk aplikasi eksterior seperti dek, pagar, dan furnitur outdoor. Perbedaan utama terletak pada asal kayu, warna, kekerasan, ketahanan terhadap cuaca, harga, dan keberlanjutan. Memahami perbedaan-perbedaan ini dapat membantu Anda memilih jenis kayu yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi Anda.