Zakat Penghasilan Berapa Persen: Pedoman dan Kewajiban dalam Berzakat

Bagi umat Muslim, zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan. Zakat memiliki banyak jenis, salah satunya adalah zakat penghasilan atau yang juga dikenal sebagai zakat profesi. Zakat penghasilan ini berkaitan dengan kewajiban memberikan sebagian dari pendapatan yang diperoleh setiap tahunnya kepada yang berhak menerimanya.

Apa Itu Zakat Penghasilan?

Zakat penghasilan atau zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari pendapatan yang diperoleh oleh seorang Muslim setiap tahunnya. Zakat ini dikenakan atas pendapatan yang telah mencapai nisab dan haul. Nisab adalah batas minimum pendapatan yang harus dicapai agar seseorang wajib mengeluarkan zakat penghasilan, sedangkan haul adalah batas waktu minimum yang harus dipenuhi sebelum zakat penghasilan dapat dikeluarkan.

Berdasarkan surat edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-12/PJ/2013 tentang penghasilan yang diwajibkan zakat, zakat penghasilan dikenakan pada pendapatan yang telah dipotong pajak. Pendapatan yang dapat dikenakan zakat penghasilan antara lain adalah gaji karyawan, honorarium, pendapatan dari usaha, dan pendapatan lainnya yang diperoleh secara halal.

Berapa Persen Zakat Penghasilan yang Harus Dikeluarkan?

Tingkat zakat penghasilan yang harus dikeluarkan ditentukan dalam persentase tertentu dari pendapatan kotor yang telah dipotong pajak. Persentase ini berbeda-beda tergantung pada jumlah pendapatan yang diperoleh dan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

Secara umum, zakat penghasilan yang harus dikeluarkan berkisar antara 2,5% hingga 20% dari pendapatan kotor. Namun, persentase ini dapat berbeda di setiap negara atau wilayah karena adanya perbedaan dalam ketentuan perpajakan dan peraturan zakat yang berlaku.

Di Indonesia, misalnya, zakat penghasilan ditentukan berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) lainnya. Berikut ini adalah beberapa contoh persentase zakat penghasilan yang dikeluarkan di Indonesia:

1. Pendapatan Kurang dari Nisab

Jika pendapatan Anda kurang dari nisab, maka Anda tidak diwajibkan untuk mengeluarkan zakat penghasilan. Namun, Anda tetap dapat memberikan sedekah atau infak sebagai bentuk kebaikan dan membantu sesama.

2. Pendapatan Antara Nisab dan 85 Kali Nisab

Jika pendapatan Anda mencapai nisab, tetapi masih di bawah 85 kali nisab, maka Anda diwajibkan untuk mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dari pendapatan kotor yang telah dipotong pajak.

3. Pendapatan Di atas 85 Kali Nisab

Jika pendapatan Anda melebihi 85 kali nisab, maka Anda diwajibkan untuk mengeluarkan zakat penghasilan sebesar 2,5% dari pendapatan kotor yang telah dipotong pajak. Selain itu, Anda juga dapat memberikan zakat tambahan yang disebut zakat maal atau zakat harta sebesar 2,5% dari total kekayaan yang Anda miliki.

4. Pendapatan Di atas 7,5 Kali Nisab

Di beberapa daerah di Indonesia, terdapat ketentuan khusus yang mewajibkan penggunaan persentase zakat penghasilan yang lebih tinggi jika pendapatan seseorang melebihi 7,5 kali nisab. Persentase ini dapat mencapai 20% dari pendapatan kotor yang telah dipotong pajak.

Catatan Penting dalam Mengeluarkan Zakat Penghasilan

Pada saat mengeluarkan zakat penghasilan, terdapat beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan:

1. Zakat penghasilan harus dikeluarkan secara rutin setiap tahun. Hal ini penting untuk menjaga ketaatan dan keberkahan dalam berzakat.

2. Perhitungan zakat penghasilan dilakukan berdasarkan pendapatan kotor yang telah dipotong pajak. Anda dapat menggunakan slip gaji atau laporan keuangan sebagai acuan perhitungan.

3. Zakat penghasilan dapat diberikan langsung kepada mustahik atau melalui lembaga amil zakat yang terpercaya.

4. Mengeluarkan zakat penghasilan dapat memberikan manfaat bagi penerima zakat (mustahik) serta membantu mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat.

Kesimpulan

Zakat penghasilan merupakan kewajiban bagi umat Muslim yang telah mencapai nisab dan haul. Tingkat zakat penghasilan yang harus dikeluarkan berkisar antara 2,5% hingga 20% dari pendapatan kotor yang telah dipotong pajak. Persentase ini ditentukan berdasarkan ketentuan perpajakan dan peraturan zakat yang berlaku di setiap negara atau wilayah.

Penting untuk diingat bahwa zakat penghasilan harus dikeluarkan secara rutin setiap tahun dan dapat diberikan langsung kepada mustahik atau lewat lembaga amil zakat yang terpercaya. Dengan mengeluarkan zakat penghasilan, kita dapat menjaga ketaatan dalam berzakat, membantu sesama, dan menjaga kesenjangan sosial di masyarakat.